Kado Hardiknas dari Muba, Sekolah Gratis di Sana Bemula Tahun 2002
KAKI BUKIT, Palembang – Hari ini, 2 Mei 2023 bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Banyak sudah capaian dunia pendidikan di Indonesia, bahkan kini banyak sekolah gratis di Indonesia, gratis untuk pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kapan dan dimana program sekolah gratis untuk pendidikan dasar atau program gratis pendidikan 12 tahun dari jenjang SD, SMP dan SMA pertama kali diterapkan? Program pendidikan atau sekolah yang pertama kali serentak diterapkan ada di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Daerah ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak dan gas (migas) sebagai salah satu sumber pendapatan daerahnya yang diperoleh dari dana bagi hasil migas. Sejak 2002 pada masa kepemimpinan Bupati Alex Noerdin daerah ini mulai memberlakukan program sekolah gratis.
Suatu hari pada 2007 Bupati Alex Noerdin mengundang wartawan ke ruang rapat bupati yang ada di lantai dua kantor Bupati Muba di Jalan Kolonel Wahid Udin, Sekayu.
“Kemarin saya baca di koran, ada siswa di Jawa gantung diri karena orang tuanya tidak mampu membayar uang sekolah. Andai saja siswa itu ada di Musi Banyuasin, kasus itu Insya Allah tidak akan terjadi, karena di sini uang sekolah gratis sejak SD, SMP dan SMA,” katanya dengan nada bergetar memandang para wartawan di hadapannya.
Alex Noerdin mulai menjabat sebagai Bupat Musi Banyuasin (Muba) pada 2001 sampai 2006. Pada saat itu Kabupaten Muba adalah daerah tertinggal dibanding kabupaten dan kota lainn di Sumatera Selatan (Sumsel).
Data statistik mencatat pada 2001, dengan jumlah penduduk sekitar 483.000 jiwa, 12.000 orang di antaranya masih buta aksara, juga kehidupan penduduknya mayoritas berada di bawah garis kemiskinan.
Ada ironi dengan kondisi tersebut dibanding dengan potensi yang dimilikinya. Muba memiliki kekayaan alam minyak bumi, batu bara, dan juga perkebunan dari karet serta kelapa sawit.
Pada tahun pertama masa jabatannya Alex Noerdin yang berpasangan dengan Wakil Bupati Mat Syuroh mengusung visi dan misi perubahan dengan tagline “Muba Sejahtera” dengan tekad membawa masyarakat Muba ke arah sejahtera. Kebutuhan dasar rakyat Muba menjadi perhatian utama Bupati Alex Noerdin, salah satunya pada bidang pendidikan.
Anggaran Pendidikan 20 Persen
Langkah yang dilakukan Alex Noerdin adalah memenuhi amanat UUD 1945 dengan mengalokasikan anggaran sektor pendidikan sebesar 20 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran tersebut digunakan untuk program sekolah gratis untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA di Muba untuk mendudkung program wajib belajar 12 tahun. Pemerintah secara nasional saat itu baru menerapkan program wajib sembilan tahun.
Program sekolah gratis tersebut mulai diberlakukan pada 2002. Sejak saat itu siswa di sekolah negeri dan juga madrasah serta sekolah swasta siswanya bebas biaya atau uang sekolah. Alex Noerdin juga mulai mendirikan Politeknik Sekayu dan Akper Muba. Program sekolah gratis tersebut disambut dengan suka cita oleh masyarakat Muba. Orangtua siswa tak lagi terbebani dengan uang sekolah.
Ke depan program sekolah gratis tersebut diperbaiki dengan bantuan untuk buku tulis, buku wajib dan buku tambahan lainnya yang diberikan kepada siswa dan sekolah.
Kepada wartawan Alex Noerdin menjelaskan tentang landasan pendidikan gratis di Muba. “Program pendidikan gratis ini karena dorongan ingin membawa warga Muba ke taraf yang lebih tinggi. Dengan sekolah gratis hingga perguruan tinggi, tak ada alasan bagi warga Muba tidak menjadi pintar. Kepintaran akan membawa penghidupan yang layak,” katanya.
Secara perlahan namun pasti, Alex Noerdin terus menata pendidikan di Muba, dengan melakukan perbaikan mutu pendidikan. Bagi Alex Noerdin, pendidikan merupakan instrumen efektif pengentas kemiskinan. Ini meliputi perbaikan mutu guru, sarana dan prasarana sehingga terjadi peningkatan kualitas sekolah dan siswa didik.
Bukti bahwa penerapan sekolah gratis yang disertai dengan peningkatan terlihat dari jumlah kelulusan siswa SMA yang diterima di perguruan negeri tanpa tes selama tiga tahun berturut-turut dengan jumlah yang terus meningkat. Seperti di SMU 2 Unggul Sekayu, dari 109 (100 persen) lulusannya sebanyak 93 siswa diterima di perguruan tinggi negeri tanpa tes.
Program sekolah gratis yang diterapkan Alex Noerdin di Muba dipandang sinis dan mendapat cibiran oleh beberapa pihak, dari politisi, pengamat sampai kepala daerah, karena dianggap mustahil bisa diterapkan di daerah yang dianggap miskin dengan APBD yang kecil.