Datuk Faisal Mursyid, Ratu Tisha dan Piala Dunia U-20
Bidding FIFA
Tidak ada nama stadion Gelora Sriwijaya. Namun berkat perjuangan Datuk Faisal Mursyid stadion Gelora Sriwijaya (Palembang) melengkapi menjadi 10 stadion bersama stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) yang dibawa PSSI ke Shanghai, China. Tanggal tersebut, hari itu, malam itu, Faisal Mursyid yang berada pada satu titik yang tepat, nama stadion Gelora Sriwijaya di komplek Jakabaring Sport City (JSC) pun tertera dalam daftar nama stadion-stadion yang akan menjadi tempat pertandingan Piala Dunia U-20.
Saya tidak tahu persis apa pembicaraan Datuk Faisal dengan Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria, karena dia tidak bercerita. Tapi saya meyakini sebagai tokoh sepak bola Sumsel, ada perjuangan Datuk Faisal Mursyid memperjuangkan masuknya nama stadion Gelora Sriwijaya dalam deretan kandidat venue Piala Dunia U-20 yang tengah diperjuangkan PSSI saat itu.
Kembali ke Palembang Datuk Faisal pun bergerak cepat bersama Ketua Asprov PSSI Sumsel Ucok Hidayat dan Sekretaris Asprov PSSI Sumsel Augie Bunyamin mempersiapkan berkas rekomendasi untuk memperoleh dukungan dari pemerintah daerah setempat.
Ini tiada niat mengkultuskan Datuk Faisal Mursyid yang bekerja ikhlas untuk sepak bola Sumsel, tapi ingin mengabarkan agar semua memberi kesaksian tentang peran dan sumbangsih Faisal Mursyid terhadap persepakbolaan di Sumsel.
Untuk lolos bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-22 menurut Ratu Tisha delegasi FIFA datang ke Indonesia untuk inspeksi. Ada tiga tahapan sebelum penunjukan host Piala Dunia. Pertama, menyerahkan dokumen yang terdiri lebih dari 250 kategori. Kedua, eligibility semua dokumen secara administrasi. Ketiga, FIFA melakukan inspeksi langsung. Pada 16-19 September 2019, delegasi FIFA melakukan survei ke 5 dari 10 stadion yang PSSI ajukan sebagai venue pertandingan.
Sepak Bola Agama
Sepak bola adalah permainan atau olahraga unversal yang bisa menyatukan dunia. Maka Piala Dunia yang diselenggarakan FIFA adalah roh dari sepak bola itu sendiri. Bahkan ada yang sampai menempatkan sepak bola sebagai agama. Sepak bola tidak hanya sebuah pertandingan dengan nuansa hiburan dan kompetisi. Sepak bola telah menjadi performa religius.
Di salah satu negara Afrika, yaitu Nigeria, sepak bola mampu meredam konflik di negara tersebut. Tim nasional Nigeria pernah meraih pretasi juara Piala Afrika (1980 dan 1994), medali emas Olimpiade 1994, medali perak Olimpiade 2008 dan beberapa kali ikut Piala Dunia senior. Di negara tersebut pengurus liga sepak bola lokal mewajibkan setiap klub mencampur pemain Kristen dan Islam, agar mereka berbaur.
Menurut Stephen Keshi mantan kapten tim yang membawa Nigeria menjuarai Piala Afrika pada 1994, bila menyangkut sepak bola, tak ada lagi persoalan beda agama. “Sama seperti di Brasil atau Kolombia, di Nigeria sepak bola adalah agama itu sendiri,” katanya.
Mengapa banyak negara ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia khususnya Piala Dunia senior? Dex Glenniza Managing editor of Pandit Football pernah menulis, Komite Olimpiade Internasional atau IOC pernah menyimpulkan bahwa menjadi tuan rumah acara olahraga seperti Olimpiade atau Piala Dunia (sepak bola) tak membuat sebuah negara bertambah kaya. Lalu kenapa banyak negara yang mau menjadi tuan rumah acara olahraga?
Dex Glenniza menjawab sendiri pertanyaannya, secara singkat, alasan politisnya adalah itu bisa menjadi magnet bagi turis, menaikkan nama kota atau negara, kebanggaan, sampai warisan jalan dan infrastruktur yang tercipta untuk dimanfaatkan sampai generasi-generasi berikutnya.
Piala Dunia U-20 merupakan turnamen tertua kedua FIFA. Secara historis, turnamen ini menjadi tempat beraksinya para pemain sebelum menjadi legenda sepak bola dunia. Tercatat Diego Maradona, Lionel Messi, Robert Prosinecki, Andres Iniesta, Antoine Griezmann, Mohamed Salah, Gerard Pique, Paul Pogba dan banyak pemain lain pernah berlaga di Piala Dunia U-20.