Home > Wisata

Mumi Firaun Tidak Lagi di The Egyptian Museum

Selama 3000 tahun berikutnya, Mesir dipimpin oleh para Firaun yang terdiri dari dinasti-dinasti secara bergantian.

Pintu masuk Museum Mesir.

Untuk bisa masuk ke gedung Museum Mesir bergaya Prancis tersebut dibuka tahun 1902, harus antri untuk membeli karcis atau tiket masuk, Antriannya tidak panjang. Tiket seharga 120 EGP (Egypt Pound) atau Pound Mesir tersebut sudah di tangan.

Untuk masuk ke museum yang memiliki ruangan yang besar dan berlantai dua dibangun di atas lahan seluas 13.600 meter persegi, pemeriksaannya lumayan ketat. Ada dua kali pemeriksaan oleh polisi yang berjaga di museum dengan 100 ruang pameran yang memajang berbagai koleksi arkeologi Mesir Kuno.

Museum Mesir ini bukan museum pertama yang berdiri di Mesir. Sebelumnya Pemerintah Mesir membangun museum tahun 1835 di dekat Taman Ezbekieh dan kemudian museum ini dipindahkan ke Benteng Kairo.

Tahun 1858 museum tersebut pindah ke Boulaf bangunannya terlalu kecil untuk menampung semua artefak. Kemudian tahun 1878 bangunan museum tersebut mengalami kerusakan parah akibat banjir Sungai Nil.

Tahun 1891, artefak tersebut dipindahkan ke bekas istana kerajaan, di distrik Giza Kairo sampai tahun 1902 sampai dipindahkan museum yang dibangun di kawasan Tahrir Square.

Museum Mesir yang sudah berdiri lebih dari satu abad tersebut menyimpan lebih dari 120.000 artefak, termasuk isi makam Tutankhamen dan sebagian besar mumi yang telah ditemukan sejak abad ke-19. Koleksi lainnya, ada reruntuhan bangunan, hieroghliph, peti kubur, spink, perabotan, kendaraan, pakaian, hingga pilar-pilar dan miniatur istana. Juga ada koleksi papirus dan koin yang digunakan oleh para penduduk Mesir kuno. Sebelum dipindahkan ke NMEC, koleksi mumi Firaun adalah daya tarik utama Museum Nasional Mesir di Kairo.

Ruang pamer di Museum Mesir ini memajang berbagai artefak Mesir kuno dari awal Kerajaan Lama Mesir Kuno hingga periode Yunani-Romawi yang tersebar di dua lantai. Di lantai dasar pengunjung dapat mengikuti sejarah Mesir dari Kerajaan Lama hingga periode Yunani-Romawi.

Naik ke lantai atas bisa menyaksikan pameran isi makam Tutankhamun, termasuk topeng penguburannya yang terkenal. Juga ada ruangan yang didedikasikan untuk perhiasan indah yang ditemukan di Royal Tombs of Tanis.

Lantai dua ini juga menjadi favorit para pengunjung musem, untuk menuju ke Royal Mummies Hall, ada tiga ruang mumi di sini. Di ruangan berudara sejuk karena suhu udara yang diatur tersebut di dalam kotak kaca transparan berbaring mumi beberapa Firaun. Ada mumi Ramses II, Seti I, dan Hatshepsut mumi Firaun perempuan. Apakah ada perasaan seram saat memasuki ruangan ini? Setiap pengunjung dijamin punya perasaan yang berbeda.

Bagi umat Islam, kisah tentang Firaun selalu terkait dengan Nabi Musa as. Dalam buku berjudul “Musa versus Firaun” yang disadur dari “Musa wa Harun Qishash Al Anbiya’ Wa At Tarikh” dan “Qishash Al Anbiya” menyebutkan, “Menyangkut jati diri Firaun yang hidup di zaman Nabi Musa as – yang diutus Allah untuk menyampaikan wahyu kepadanya – sejauh ini terus menjadi polemik yang panjang dan tidak berkesudahan dari para ahli sejarah.”

Menurut Manetho sejarawan Mesir yang hidup sekitar tahun 380 SM menulis dalam bahasa Yunani bahwa Ahmose dari Dinasti 19 adalah Firaun yang hidup dan memerintah pada masa pengutusan Musa sebagai rasul.

Sejarawan Mesir Dr Muhammad Washfi berpendapat, bahwa ada dua Firaun yang memerintah Mesir pada masa Musa diutus sebagai rasul, yaitu Ramses I dan Ramses II Firaun yang memerintah Mesir ketika Nabi Musa berada di Sinai. Diduga Ramses II Firaun yang tenggelam di laut.

× Image