Home / Eduaksi / Inovasi Unsri Curi Perhatian di HAI FEST 2025 (Teknologi, Harapan, dan Masa Depan Kesehatan)

Inovasi Unsri Curi Perhatian di HAI FEST 2025 (Teknologi, Harapan, dan Masa Depan Kesehatan)

HAI FEST 2025. (FOTO: Humas Unsri)
HAI FEST 2025. (FOTO: Humas Unsri)

KINGDOMSRIWIJAYA-REPUBLIKA NETWORK Di tengah hiruk pikuk Jakarta yang tak pernah benar-benar diam, ribuan orang memadati Kartika Expo, Balai Kartini. Mereka ada yang tenaga kesehatan, akademisi, industri, hingga influencer. Semua datang dengan satu tujuan, menyaksikan festival besar bertajuk “Health Innovation Festival" (HAI FEST) sebagai rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61.

HAI FEST yang mengusung tema besar “Digitalisasi dan Teknologi Kecerdasan Buatan di Bidang Kesehatan” berlangsung 7–9 Desember 2025, dan menampilkan berbagai demo produk, talkshow, konsultasi publik, diskusi akademik, hingga launching White Paper “Health is the New Wealth” serta platform Satu Sehat Mobile versi terbaru.

Di antara ratusan inovasi dari seluruh Indonesia yang tampail, ada yang berasal dari Universitas Sriwijaya (Unsri) yang mencuat sebagai salah satu bintang utama pada Hai FEST 2025. Dua inovasi dari Unsri tersebut, “leOTIVA” dan “Secretome Stem Cell untuk Osteoartritis” mencuri banyak perhatian dari pengunjung festival termasuk pejabat tinggi Kementerian Kesehatan. Unsri tampil tidak sekadar pameran, tetapi juga bukti bahwa perguruan tinggi daerah mampu bersaing di panggung nasional dalam pengembangan teknologi kesehatan masa depan.

Pada hari kedua festival, Hai FEST jedatangan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes), serta Rektor Universitas Sriwijaya Taufiq Marwa. Ketiganya menyempatkan diri untuk mengunjungi booth Unsri berdialog langsung mengenai TeleOTIVA dan Secretome Stem Cell.

Kehadiran mereka bukan sekadar seremonial. Ini adalah sinyal kuat bahwa pemerintah memberi dukungan serius terhadap hilirisasi inovasi anak bangsa. Pejabat Kemenkes juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama antara akademisi dan industri, untuk memperkuat ekosistem inovasi kesehatan nasional.


Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono berkunjung ke booth Unsri. (FOTO: Humas Unsri)
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono berkunjung ke booth Unsri. (FOTO: Humas Unsri)

Bagi tim Unsri, momen ini menjadi validasi atas kerja keras bertahun-tahun. Bagi pengunjung, ini menjadi bukti bahwa Indonesia sedang bergerak ke arah kemandirian teknologi kesehatan.

Ramai Kunjungan

Selama tiga hari, booth Unsri tidak pernah sepi. praktisi kesehatan datang untuk melihat bagaimana AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan atau Aplikasi Imitasi dapat membantu diagnosis. Juga ada Influencer kesehatan mengabadikan dan membagikan inovasi tersebut kepada jutaan pengikut mereka.

Interaksi lintas disiplin semacam ini jarang terjadi di luar festival seperti HAI FEST. Semua pihak bisa berdiskusi langsung, bertukar ide, serta menjajaki peluang kolaborasi. Unsur edukatif, kolaboratif, dan inspiratif bercampur menjadi satu—sebuah ekosistem mini dari masa depan kesehatan Indonesia.

TeleOTIVA

Salah satu inovasi Unsri yang menarik perhatian adalah TeleOTIVA, sebuah aplikasi mobile berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan melalui kolaborasi antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari Sumatera Selatan (Sumsel) dengan PT Inti Konten Indonesia.

Banyak pengunjung yang penasaran mengerubungi layar interaktif yang menampilkan cara kerja aplikasi tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi AI, dipadukan dengan keahlian medis para dokter, TeleOTIVA membantu proses skrining lesi pra-kanker serviks secara otomatis—mengidentifikasi area serviks, area columnar, dan area lesi, serta memberikan hasil awal yang cepat dan terpercaya.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, teknologi ini sangat potensial. Kanker serviks merupakan salah satu kanker penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia. Dengan TeleOTIVA, skrining bisa dilakukan lebih dini, lebih cepat, dan dengan hasil yang lebih akurat—bahkan di daerah terpencil.

Rektor Unsri Taufiq Marwa di booth Unsri. (FOTO: Humas Unsri)
Rektor Unsri Taufiq Marwa di booth Unsri. (FOTO: Humas Unsri)

Secretome Stem Cell

Inovasi kedua yang ditampilkan Unsri adalah Secretome Stem Cell, dikembangkan bersama PT Bifarma Adiluhung. Secretome merupakan terapi biologis inovatif dengan potensi anti inflamasi, imunomodulator, dan regeneratif. Inovasi ini memfokuskan secretome untuk OA lututsehingga dapat menjadi solusi bagi pasien osteoartritis di Indonesia. Inovasi ini menitikberatkan pada terapi Osteoartritis (OA) lutut, salah satu penyakit degeneratif yang paling umum menyerang masyarakat usia lanjut.

Jika terapi OA biasanya hanya berupa penghilang rasa sakit atau tindakan invasif, secretome menawarkan harapan baru, memperbaiki jaringan yang rusak tanpa operasi besar. Bagi banyak pengunjung, ini bukan sekadar inovasi teknis, melainkan sebuah harapan—bahwa masa tua tidak harus identik dengan kesakitan yang membatasi aktivitas.

HAI FEST & HKN

HAI FEST sendiri merupakan festival inovasi yang digelar oleh Kementerian Kesehatan sebagai bagian dari perayaan Hari Kesehatan Nasional. Berbeda dengan seminar kesehatan pada umumnya, festival ini didesain interaktif, futuristik, dan menampilkan berbagai terobosan teknologi yang digadang mampu mendorong transformasi layanan kesehatan nasional—mulai dari kecerdasan buatan, digitalisasi layanan, bioteknologi, hingga alat kesehatan buatan anak bangsa.

HAI FEST menjadi titik temu penting bagi inovator, pemerintah, dan industri—sebuah arena di mana ide-ide masa depan bukan hanya dipamerkan, tetapi juga ditindaklanjuti menuju hilirisasi.

Sementara Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati setiap 12 November, sebagai pengingat keberhasilan Indonesia menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria di tahun 1964. Selama lebih dari enam dekade, HKN menjadi simbol komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.


Rektor Unsri (ketiga dari kanan) di Booth Unsri. (FOTO: Humas Unsri)
Rektor Unsri (ketiga dari kanan) di Booth Unsri. (FOTO: Humas Unsri)

HAI FEST 2025 bukan sekadar ajang pameran. Ia adalah cerminan optimisme—bahwa Indonesia mampu membangun sistem kesehatan yang modern, digital, dan mandiri. Di tengah semangat peringatan HKN ke-61, inovasi seperti TeleOTIVA dan Secretome Stem Cell menjadi simbol harapan baru.

Perjalanan transformasi kesehatan masih panjang. Namun dari Jakarta, pada awal Desember 2025 itu, terlihat jelas bahwa masa depan sedang dirintis oleh banyak pihak: pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat. Dan di tengah perjalanan panjang ini, Universitas Sriwijaya telah menjadi salah satu pionir yang memberi arah.

HKN ke-61 pada tahun 2025 mengangkat semangat transformasi: memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan inovasi lokal, serta memperluas akses layanan kesehatan yang berkualitas di seluruh Indonesia. Karena itu, HAI FEST menjadi ajang yang tepat untuk menunjukkan apa yang telah dicapai bangsa ini dalam upaya memperkuat kemandirian teknologi kesehatan.

Tri Dharma Unsri

Keberhasilan Unsri tampil di acara nasional berskala besar ini menunjukkan implementasi nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Keterlibatan Unsri dalam pengembangan AI kesehatan dan bioteknologi tidak hanya menghasilkan prestasi akademik, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat luas.

Dengan terus mendorong lahirnya inovasi seperti TeleOTIVA dan Secretome Stem Cell, Unsri turut menguatkan posisi perguruan tinggi sebagai motor penggerak dalam kemandirian teknologi kesehatan nasional. (maspri aries)

#Penulisan berita ini dibantu dengan menggunakan AI.

Tagged: