Selamat Datang Meratus dan Kebumen di Global Park

Lanskap Pegunungan Meratus membentang dengan arah Timur Laut-Barat Daya, yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan. Pegunungan Meratus memiliki banyak cerita dalam hal keanekaragaman geologi, keanekaragaman budaya, dan keanekaragaman hayati yang sangat lengkap dan beragam. Pegunungan Meratus terdiri dari kelompok batuan Ultramafik, Malihan, Melange, dan batuan terobosan (seri Ofiolit) yang diperkirakan berasal dari zaman Jura (150–200 juta tahun lalu) hingga Kapur Awal/Bawah (100–150 juta tahun lalu).
Di banyak negara yang memiliki Geopark, keberadaannya selalu terkait dengan pariwisata, demikian pula dengan Geopark Meratus. Menurut Riry Magriaty dalam penelitiannya, “Strategi Pengembangan Pariwisata Kawasan Geopark Meratus Provinsi Kalimantan Selatan, Studi Kasus: Kecamatan Piani Kabupaten Tapin” (2025), ditemukan sembilan lokasi wisata baru yang berpotensi untuk dijadikan sebagai destinasi wisata baru dalam kawasan.
Penelitian lain oleh Andy Syahruji, “Pengelolaan Hutan Masyarakat Adat Dayak Kiyu bagian dari Buku Hutan untuk Masa Depan, Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia” (2013) menyebutkan, Pegunungan Meratus sangat kaya dengan potensi sumber daya alam, baik dari segi ekologi maupun sumberdaya mineral.
Secara ekologi Pegunungan Meratus merupakan kawasan hutan yang bisa dikelompokkan sebagai hutan pegunungan rendah. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan beberapa vegetasi dominan seperti Meranti Putih (Shorea spp), Meranti Merah (Shorea spp), Agathis (Agathis spp), Kanari (Canarium dan Diculatum BI), Nyatoh (Palaquium spp), Medang (Litsea sp), Durian (Durio sp), Gerunggang (Crotoxylon arborescen BI), Kempas (Koompassia sp), Belatung (Quercus sp).
Di sepanjang pegunungan terdapat banyak perkebunan karet. Secara budaya di Pegunungan Meratus merupakan tempat tinggal bagi suku asli yaitu suku Dayak Meratus. Didalam pegunungan Meratus banyak terdapat objek-objek menarik seperti pemandangan alam dan hutan yang eksotis, flora dan fauna yang masih alami.
Sedangkan potensi mineral, seperti emas dan batu bara cukup melimpah sehingga menarik investor dalam maupun luar negeri untuk melakukan usaha penambangan. Andy Syahruji memperingatkan, “Kondisi hutan di Pegunungan Meratus dipastikan akan bertambah rusak jika kegiatan penambangan di hutan lindung diberikan izin oleh pemerintah”.