Ratu Dewa dan Nasib Cagar Budaya di Palembang

KINGDOMSRIWIJAYA – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Republik Indonesia, para kepala daerah dari gubernur, bupati dan wali kota hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak juga dilantik secara serentak.
Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 melantik 961 kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dalam pelantikan serentak di Istana Kepresidenan sekaligus menjadi momen bersejarah bagi Indonesia. Ada 33 gubernur, 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, 85 wali kota, 85 wakil wali kota yang dilantik dari 481 daerah, untuk masa jabatan 2025 – 2030.
Salah satu dari 961 kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dilantik tersebut, adalah Ratu Dewa yang menjabat Wali Kota Palembang untuk masa lima tahun ke depan. Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang dan sempat menjabat Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, akan memimpin dan membangun kota tertua di Indonesia.
Palembang adalah kota tertua di Indonesia, usianya lebih tua dari kota Jakarta atau kota lainnya yang ada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Pada 2025 Kota Palembang akan berusia 1.342. Sebagai kota tertua, kota ini ternyata memiliki cagar budaya yang tidak banyak, mengutip dari https://referensi.data.kemdikbud.go.id/kebudayaan/cagarbudaya, hanya terdata ada 6 cagar budaya.
Enam cagar budaya yang terdaftar tersebut terdiri dari tiga cagar budaya bangunan dan tiga cagar budaya situs yang berada pada tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Ilir Barat (IB) I, Ilir Timur (IT) II dan Kecamatan Bukit Kecil. Namun ada informasi, data yang tersaji di website tersebut data lama yang belum diperbarui.