Home > Gaya Hidup

Tapak Tilas Pria Belanda ke Plaju (Kota Minyak)

Kunjungan ke Palembang bukan hanya perjalanan pribadi untuk mencari asal-usul, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana sejarah, budaya, dan ingatan masa lalu saling terhubung.

Tapak tilas Barteley (ketiga dari kanan) di RSU Pertamina). (FOTO: D Oskandar)
Tapak tilas Barteley (ketiga dari kanan) di RSU Pertamina). (FOTO: D Oskandar)

Kilang minyak Plaju berada di sebuah komplek yang terintegrasi dengan pemukiman dan fasilitas sosial dan fasilitas umum. Plaju yang juga disebut kota minyak bukan hanya menjadi pusat pengolahan minyak, tetapi juga membentuk kawasan pemukiman khas kolonial di sekitarnya. Kompleks ini dibangun untuk para pekerja BPM, terutama insinyur dan pegawai berkebangsaan Eropa.

Ada beberapa ciri khas kompleks pemukiman di Plaju yang sampai kini masih bisa ditemukan. Di sini berdiri bangunan masa kolonial seperti rumah-rumah dinas bergaya Indis: Rumah ini memiliki atap tinggi, ventilasi yang baik, dan teras luas untuk menghadapi iklim tropis. Ada kantor administrasi yang dibangun kilang bergaya kolonial. Ini adalah saksi sejarah masa lalu yang sengaja didatangi Barteley dari Belanda.

Pada masa kolonial di Plaju dibangun juga fasilitas publik, seperti sekolah untuk anak-anak pegawai, seperti HIS (Hollandsch-Inlandsche School) dan sekolah berbahasa Belanda lainnya. Ada rumah sakit yang sampai kini masaih ada dan menjadi bagian dari fasilitas kesehatan Pertamina. Ada tempat ibadah diantaranya gereja untuk memenuhi kebutuhan spiritual pekerja berkebangsaan Belanda, sementara masjid ditambahkan untuk pekerja lokal. Ada lapangan olahraga dan klub sosial seperti lapangan tenis, klub golf, kolam renang dan area olahraga lain dibangun untuk aktivitas rekreasi para pegawai dan keluarga.

Semua bangunan masa kolonial Hindia Belanda tersebut adalah saksi sejarah masa lalu industri minyak Indonesia yang sengaja didatangi kembali oleh Barteley sebagai bagian napak tilasnya. (D Oskandara/ maspril aries)

× Image