100 Tahun AA Navis: Lima Tahun Mengirim Cerpen Selalu Ditolak
Karya-karya sastra AA Navis telah mengangkat Sastra Indonesia ke panggung dunia. Karyanya diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan Jepang. Cerpen Robohnya Surau Kami, menjadi bagai salah satu karya ikonik, mampu menarik perhatian pembaca internasional karena tema universalnya tentang keimanan, moralitas, dan kemanusiaan.
Bagi AA Navis, sastra adalah media yang mampu menjembatani perbedaan budaya. Ia juga selalu menekankan pentingnya sastra sebagai media untuk kritik sosial. Peringatan 100 tahun AA Navis adalah momen untuk merefleksikan warisan budaya yang telah ia tinggalkannya. Karya-karyanya tidak hanya relevan di masanya, tetapi juga memberikan pelajaran penting bagi masyarakat modern tentang pentingnya berpikir kritis terhadap tradisi dan perubahan.
Jika UNESCO, sebagai salah satu lembaga dunia yang mendukung seni dan budaya, memberikan penghargaan yang tinggi kepada AA Navis dan karya-karyanya, kita di sini menemukan minimnya apresiasi terhadap sastrawan-sastrawan dan karya sastra Indonesia khususnya pada generasi muda.
Ini saatnya untuk menumbuhkan kesadaran kita bersama bahwa AA Navis adalah salah satu sastrawan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Dengan karya-karyanya yang mendalam, ia mampu membawa sastra Indonesia ke panggung dunia, menjembatani nilai-nilai lokal dan global.
Apresiasi juga pada UNESCO atas perannya dalam mempromosikan dan melestarikan sastra Indonesia, termasuk karya-karya AA Navis, menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi antara budaya lokal dan lembaga internasional.
Peringatan 100 tahun kelahiran AA Navis bukan hanya tentang mengenang perjalanan hidupnya, tetapi juga sebuah pengingat akan tanggung jawab kita untuk melestarikan dan mempromosikan karya-karya sastra yang memiliki nilai tinggi. Sebagai bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa warisan budaya ini terus hidup, memberikan inspirasi, dan mendobrak batasan di seluruh dunia. (maspril aries)