Ramdani Sirait: Untuk Sehat Saya Terapi Stem Cell
KINGDOMSRIWIJAYA – “Saya tahun ini berumur 57 tahun dan baru pensiun dari pekerjaan saya sebagai Manajer Komunikasi perusahaan di perusahaan tambang mineral”, kata Ramdani Sirait yang pernah menjadi wartawan pada kantor berita Antara.
Ramdani yang pernah bekerja di Corporate Communications Departement PT Freeport Indonesia bercerita tentang terapi stem cell atau sel punca sebagai salah satu metode pengobatan yang tengah dijalaninya.
Menurutnya, “Saya sudah menderita diabetes sejak tahun 2017 dimana pada dua tahun pertama gula darah saya selalu di atas 200 setelah makan. Selama bertahun-tahun saya berobat dengan dokter internist di sebuah rumah sakit besar di Jakarta dan saya baru sadar beberapa tahun kemudian bahwa obat yang saya konsumsi itu dosisnya terlalu tinggi. Itu mempengaruhi ginjal saya”.
Saat pandemi Covid 19 melanda Indonesia, Ramdani Sirait yang lahir di Jambi pada Juni 2020 terkena Covid dan harus dirawat di rumah sakit. “Itu juga mempengaruhi kondisi tubuh saya”, ujarnya, Jum’at (18/10).
Tahun 2023 saya merasa tubuh saya semakin tidak nyaman. Saya sakit, itulah yang saya rasakan. Susah tidur, sering lemas, pandangan sering kabur, dan kencing yang berbusa.
Untuk pengobatannya, Ramdani pindah dokter dari internist ke dokter endokrin metabolic, di rumah sakit yang berbeda. Sebuah rumah sakit mahal dimana biaya konsultasi dokter per kunjungan saja Rp650.000. “Asumsi saya, nasehat dokter untuk pengobatan saya lebih cocok untuk tubuh saya”, kata Ramdani yang pernah menulis novel berjudul “Green Card”.
Ramdani menjelaskan, di rumah dokter endokrin metabolic ini saya diberitahu bahwa obat yang saya konsumsi selama ini tidak bagus untuk ginjal saya. Lalu saya diberi obat yang dosisnya lebih ringan, dan ternyata cocok untuk saya. Pandangan saya jarang kabur seperti dulu. Gula darah saya agak terkontrol dibanding sebelumnya.