China Minta Stop, Kuwait Temukan Cadangan Migas di Laut Natuna
KAKI BUKIT, Jakarta – Akhir 2021 lalu Pemerintah China melayangkan protes kepada Pemerintah Indonesia. Pemerintah China berkirim surat kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia. Negeri “tirai bambu” tersebut memprotes pengeboran minyak dan gas alam di wilayah yang mereka sebut bersinggungan dengan klaim “sembilan garis putus-putus” milik China.
Indonesia tak surut dengan protes itu. Walau China mengklaim wilayah pengeboran itu masuk wilayah Laut China Selatan (LCS). Pengeboran di laut yang berada di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus dilakukan karena masuk dalam wilayah Laut Natuna yang merupakan hak kedaulatan Indonesia yang diakui dunia sebagai ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia.
Kawasan laut Natuna yang berbatasan dengan LCS adalah wilayah yang tengah panas dan menyimpan potensi konflik bukan hanya dengan Indonesia tetap dengan negara-negara Asean lainnya karena klaim China atas kawasan tersebut sebagai wilayah teritorial mereka.
Hasil pengeboran di kawasan Laut Natuna tersebut khususnya di wilayah kerja (WK) Tuna lepas pantai Natuna Timur yang berbatasan dengan Vietnam, Indonesia menemukan cadangan hidrokarbon atau minyak dan gas bumi (migas) baru. Temuan cadangan tersebut dari pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2 yang dilakukan perusahaan Premier Oil Tuna BV pada 2021.
Kedua sumur tersebut masuk kategori dalam sumur kunci tahun 2021 yang bisa membantu pemerintah mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang. Temuan cadangan di struktur SL dan KL sangat berpotensi menjadi temuan migas ekonomis pertama yang dapat berproduksi di cekungan Natuna Timur.
Ini adalah salah satu “harta karun” Indonesia di perairan atau Laut Natuna yang sangat besar yaitu cadangan hidrokarbon raksasa mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF) di Blok East Natuna. Diperkirakan produksi gas-nya bisa mencapai tiga kali lipat dari cadangan Lapangan Tangguh dan Blok Masela.
Banyak ahli menyatakan, potensi migas di Laut Natuna dan Laut China Selatan dan ini menjadi rebutan banyak pihak. Indonesia sendiri selama ini sejak 1990-an telah memproduksi migas dari blok migas di kawasan Natuna Barat yang gasnya diekspor ke Singapura melalui pipa bawah laut. Berdasarkan data SKK Migas hingga September 2021, produksi minyak di perairan Natuna tercatat sebesar 17.449 barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 394 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Produksi tersebut berasal dari tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas di lepas pantai (offshore) Natuna, antara lain Medco E&P Natuna, Premier Oil, dan Star Energy.
Walau China memprotes dengan aroma diplomasi yang sedikit mengancam, Indonesia terus melakukan eksplorasi di kawasan Laut Natuna karena wilayah tersebut masuk dalam yuridiksi hukum laut Indonesia.
Akhir 2021 lalu Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyatakan bahwa proses kegiatan operasional hulu migas di wilayah Natuna masih berjalan normal. Premier Oil telah merampungkan pengeboran dua sumur eksplorasi di Blok Tuna, perairan Natuna. SKK Migas juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya dengan TNI Angkatan Laut untuk melakukan pengawalan dan pengamanan operasi di Laut Natuna.
KUFPEC Indonesia
Setelah temuan cadangan migas oleh Premier Oil Tuna BV awal 2022 giliran perusahaan minyak asal Kuwait – Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company K.S.C. (KUFPEC) melalui perusahaan yang beroperasi di Indonesia KUFPEC Indonesia BV menemukan cadangan migas (minyak dan gas) di Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara dalam keterangan resminya, Jumat (11/2) menjelaskan, berdasarkan hasil drill stem test yang dilakukan di sumur eksplorasi Anambas-2X di Blok Anambas Laut Natuna menemukan cadangan baru migas.
Blok Anambas tersebut menurut Benny dioperasikan oleh KUFPEC Indonesia BV dengan memegang seluruh hak partisipasi. Sebagai bagian dari program pengeboran, KUFPEC Indonesia melakukan lima drill stem test di Gabus Bawah, Intra Keras, dan Formasi Arang.
Pengujian ini menghasilkan laju aliran gabungan yang stabil sebesar 40 juta kaki kubik gas (MMscfd) gas alam dan 1.240 stb/d kondensat. Hasil dari program pendalaman sumur juga memberikan sisi positif dari tujuan awal sumur dan mengidentifikasi potensi peluang eksplorasi lebih lanjut di formasi yang lebih dalam.
Deputi Perencanaan SKK Migas menjelaskan, penemuan menarik ini menandai penemuan eksplorasi lepas pantai pertama yang dioperasikan untuk KUFPEC dan menunjukkan pertumbuhan dan potensi KUFPEC sebagai operator proyek minyak dan gas lepas pantai sesuai dengan strategi KUFPEC 2040. “Sumur dibor di kedalaman 288 kaki, menggunakan rig jack-up untuk mencapai kedalaman total 10.509 kaki,” katanya.
Atas temuan tersebut, SKK Migas menurut Benny Lubiantara, memberikan apresiasi “Penemuan ini menunjukkan bahwa potensi migas di Indonesia masih menjanjikan. Penemuan cadangan migas oleh KUFFEC Indonesia adalah penemuan hasil pengeboran yang kedua di tahun 2022, setelah sebelumnya di bulan Januari 2022, telah ditemukan pula cadangan migas baru di blok Mahakam oleh KKKS yang lain,” ujarnya.
Dengan optimis Benny mengatakan, “Penemuan sumur eksplorasi oleh perusahaan asing dari Kuwait menunjukkan bahwa potensi migas di Indonesia masih menarik di mata investor internasional. Kami berharap, penemuan ini dapat lebih mendorong untuk international oil company melakukan investasi di Indonesia.”
Sementara itu penjabat CEO KUFPEC Shaikh Nawaf Saud Al-Sabah mengatakan, “Penemuan yang sukses ini mencerminkan kemampuan KUFPEC sebagai operator yang mampu menjaga lingkungan dalam pelaksanaan pengeboran eksplorasi lepas pantai. Program pendalaman dan pengujian yang digunakan dalam program pengeboran ini adalah salah satu contoh terbaik dari KUFPEC dengan tekad memaksimalkan nilai aset yang ada di Indonesia.”
Shaikh Nawaf mengaku sangat bangga dengan profesionalisme tim KUFPEC, termasuk didalamnnya para ahli Kuwait yang memimpin operasi di platform pengeboran, sehingga sumur pemboran eksplorasi Anambas-2X mencapai hasil yang diharapkan.
KUFPEC adalah perusahaan hulu internasional yang bergerak di bidang eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak mentah dan gas alam di luar Negara Kuwait dan merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kuwait Petroleum Corporation.
Temuan cadangan migas oleh SKK Migas bersama kontraktor minyak dan gas bumi Premier Oil Tuna BV di Wilayah Kerja Tuna lepas pantai Natuna Timur dan temuan cadangan baru oleh perusahaan migas asal Kuwait KUFPEC Indonesia BV tersebut mempertegas kedaulatan wilayah Indonesia di Laut Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. (maspril aries)