Home > Budaya

Anna Kumari Maestro Tari Penerima Insan Prestasi Pancasila 2024

Penghargaan diberikan karena peran dan kontribusinya dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui berbagai program pelestarian serta mengamalkan sila-sila Pancasila yang bermanfaat untuk masyarakat.

Anna Kumari. (FOTO: Dok Sanggar Tari Anna Kumari)
Anna Kumari. (FOTO: Dok Sanggar Tari Anna Kumari)

Sebelum band Ayam Molek berdiri, Anna Kumari bergabung dengan Orkes Minang Modern Pagaruyung dan juga mengisi acara bintang radio di RRI Palembang. Saat masih bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ia juga menjadi penyiar Radio Rama Samudra milik TNI AL di Palembang.

Sementara Band Ayam Molek tidak berumur panjang, tahun 1966 Anna Kumari lebih berkonsentrasi pada tari dengan membesarkan studi tari Anna Kumari yang kerap tampil pada even-even penting di Palembang. Pada masa Presiden Soekarno Anna Kumari pernah menjadi penari istana. Juga menari ke mancanegara.

Selain sebagai penari tari tradisional dan tari kontemporer atau tari kreasi, Anna Kumari saat berlibur ke Jakarta sekitar tahun 1970-an sempat berlajar tari Bali bersama I Wayan Linggih dan Nyoman Suarni. Namun Anna Kumari sudah mulai belajar menari tahun 1961 ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Sebagai maestro tari dan koreografer, Anna Kumari juga guru tari yang sudah melahirkan banyak penari, ada anak didiknya yang juga mendirikan sanggar tari. Sementara dalam lingkungan keluarganya, dua anaknya tertular bakat tari darinya. Dua orang anaknya, Mirza Indah Dewi berprofesi sebagai guru tari yang memiliki sanggar tari, Farhan Segentar Alam juga penari yang mendirikan grup musik Segentar Alam.

Salah satu koreografi tari yang diciptakan Anna Kumari diberi judul “Tepak Keraton”. Tari ini lahir setelah Tari Gending Sriwijaya yang sudah terkenal dilarang untuk ditampilkan dengan alasan politis. Maka Tari Tepak Keraton karya Anna Kumari tampil pengganti Tari Gending Sriwijaya.

Tari Tepak Keraton menggambarkan Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam masa pimpinan Mahmud Badaruddin II sekitar abad ke-16. Tarian ini pernah ditampilkan pada pembukaan MTQ Internasional Tahun 2015 di Palembang.

Itu gambaran sekilas dari maestro tari Sumatera Selatan bernama Anna Kumari, yang juga dikenal sangat peduli pada pelestarian dan pengembangan kain songket Palembang. (D Oskandar)

× Image