Home > Politik

Perempuan di Sumsel Ramai-Ramai Menuju Pilkada 2024

Banyaknya perempuan yang bersiap dan menyatakan diri maju menuju Pilkada 2024 di Sumsel adalah potret dari kesetaraan dan keadilan dalam berpolitik.

Fitrianti Agustinda bakal calon yang maju pada Pemilihan Wali Kota Palembang. (FOTO: IG @fitri_agustinda)
Fitrianti Agustinda bakal calon yang maju pada Pemilihan Wali Kota Palembang. (FOTO: IG @fitri_agustinda)

Akankah nama-nama tersebut resmi akan diusung partai politik pada 27 – 29 Agustus 2024 ke KPUD? Jawabannya, belum dapat dipastikan perempuan-perempuan tersebut maju sebagai calon atau wakil calon kepala daerah atau tidak. Mekanisme partai politik yang akan menentukan.

Banyaknya perempuan yang bersiap dan menyatakan diri maju menuju Pilkada 2024 di Sumsel adalah potret dari kesetaraan dan keadilan dalam berpolitik. Perempuan tidak hanya maju pada pemilihan umum legislatif sebagai calon anggota DPRD tapi juga siap berkiprah di ranah eksekutif sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah. Jumlah perempuan yang akan ikut Pilkada kali ini lebih banyak dibanding periode Pilkada sebelumnya.

Di Sumsel pada Pilkada yang lalu sudah ada perempuan yang terpilih menjadi kepala daerah. Perempuan pertama yang menjadi kepala derah di Sumsel adalah Ida Fitriati Wali Kota Pagaralam (2013 – 2018). Kemudian Ratna Mahmud Bupati Musi Rawas (2021 – sekarang) berpasangan dengan Wakil Bupati yang juga perempuan Suwarti. Sebelumnya ada Ratnawati Ibnu Amin sebagai Wakil Bupati Musi Rawas (Mura) periode 2005 – 2010.

Untuk jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel, belum ada calon perempuan yang terpilih, melainkan pernah ada calon wakil gubernur perempuan pada pilkada Gubernur Sumsel 2013 – 2018, yaitu Annisa Djuita Supriyanto yang berpasangan dengan Eddy Santana Putra dan Maphilinda yang berpasangan dengan Herman Deru.

Perempuan dan Politik

Pers sudah memproduksi ada sekitar 10 nama dan masih mungkin bertambah perempuan di Sumsel yang bersiap menuju Pilkada 2024. Munculnya kandidat perempuan dalam Pilkada kali ini menjadi bukti bahwa Pilkada bukan hanya milik laki-laki, seperti halnya di legislatif melalui affimartive action jumlah perempuan yang duduk di parlemen lambat laun mengalami peningkatan.

× Image