Bangun Sportivitas Menghormati Hak Siar Piala Asia 2024
Dari penjualan Hak siar eksklusif Piala Dunia tersebut FIFA meraup pendapatan. Seperti pada Piala Dunia 2002 yang berlangsung Korea Selatan dan Jepang, berdasarkan catatan biro konsultan internasional Consultacy menyebutkan pendapatan FIFA atas penjualan hak siar senilai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pada penyelenggaraan Piala Dunia 2006 di Jerman naik tipis menjadi 1,4 miliar dolar AS.
Kemudian pendapatan FIFA atas penyelenggaraan Piala Dunia 2010 Afirka Selatan dan 2014 di Brazil, stagnan masing-masing sebesar 2,4 miliar dolar AS. Kemudian pada penjualan hak siar Piala Dunia 2018 di Russia meningkat menjadi yang tertinggi dan melebihi target awal dari FIFA. Hak siar kompetisi Piala Dunia 2018 ini dijual secara langsung ataupun melalui perusahaan berlisensi oleh FIFA di 217 wilayah berbeda dunia termasuk Afrika, Amerika, Asia, Eropa, dan Oceania.
Media The New York Times menulis bahwa pendapatan yang diterima oleh FIFA atas penjualan hak siar pertandingan Piala Dunia 2018 mencapai 3 miliar dolar AS atau lebih tinggi 2 persen dari target awal yang ditetapkan. Dari jumlah tersebut sebesar 1,2 miliar dolar AS didapat FIFA atas penjualan hak siar kepada stasiun FOX, Telemundo dan Futbol de Primera.
Penjualan Hak siar eksklusif Piala Dunia oleh FIFA tidak terlepas pemasukan untuk FIFA sebagai organisasi yang sangat terstruktur, organisasi independen yang memerlukan sebuah pemasukan dalam menjalankan programnya. Secara umum, terdapat empat sumber pemasukan FIFA diantaranya hak siar televisi, marketing rights, licensing rights, dan hospitality rights.
Pada Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brazil, nobar Piala Dunia di Indonesia tercatat sebagai negara nomor satu di dunia dengan rating tertinggi dalam jumlah penonton rata-rata jumlah 120-150 juta penonton TV secara kumulatif.
Kesuksesan sepak bola khususnya Piala Dunia terlihat berdasarkan banyaknya peminat dan penggemar sepak bola untuk turut mengembangkan rasa keikutsertaan global dalam suatu acara dengan hasil yang sulit diperhitungkan. Menurut Stroeken dalam “Why The World’ Loves Watching Football (and ‘The Americans Don’t)” bahwa sepak bola memiliki kemampuan intrinsik yang mungkin lebih dari olahraga lainnya. Pendukung dari berbagai belahan dunia secara kolektif mengkontruksikan identitas nasional, dimana mereka menempatkan emosi mereka walau tidak turut bertanding di dalamnya.