Tidak Lagi Internasional, Masih Ada Durian di Bandara SMB II
Pada halaman lampiran SK Menteri Perhubungan tersebut menyebutkan bahwa peran dari Bandara SMB II sebagai Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Perindag/ Pariwisata, dengan hirarkhi PS (Pengumpul skala pelayanan primer).
Pembajakan Pesawat Garuda
Ramainya topik bandara SMB beralih penggunaannya dari internasional menjadi bandara domestik itu mengingatkan pada peristiwa yang pernah terjadi 43 lalu, tepatnya 28 Maret 1981. Waktu itu belum ada nama Bandara SMB II, yang ada namanya Lapangan Terbang Talang Betutu, Palembang.
Waktu itu, Jumat pagi, 28 Maret 1981 pesawat Garuda Indonesia McDonnell Douglas DC-9-32 bernama “Woyla” dengan registrasi PK-GNJ mendarat mulus di Lapangan Terbang Talang Betutu untuk transit sebelum meneruskan penerbangannya menuju Lapangan Terbang Polonia, Medan.
Dari Talang Betutu naik beberapa orang penumpang dengan tujuan Medan. Lalu pesawat yang diterbangkan pilot Kapten Herman Rante, 38 tahun lepas landas untuk menuju Medan.
Dalam Majalah Tempo edisi 4 -11 April 1981 menulis, “Beberapa menit setelah lepas landas, terdengar kegaduhan dari arah belakang.
Lima laki-laki telah menguasai pesawat bagian tengah. Seorang dari komplotan menuju kokpit. Pistol jenis revolver colt 38 ditodongkan ke kepala Herman Rante. Herman Rante menyadari pesawat yang dikemudikannya sedang dibajak.”
Sang pilot secara sembunyi-sembunyi sempat mengirim sinyal kepada pesawat terdekat. Sinyal itu ditangkap oleh Kapten A. Sapari pilot pada pesawat Garuda F -28 yang baru terbang dari Pekanbaru. Dengan suara gugu Herman berkata, “Being hijacked . . . being hijacked . . .,” (Dibajak dibajak-red).
Di bawah ancaman senjata, pesawat DC 9 Garuda yang membawa 42 penumpang tersebut tidak mendarat di Medan, penerbangannya dialihkan rutenya menuju Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand (dulu bernama Muang Thai)
Sebelum tiba di Bangkok, pesawat Garuda mendarat lebih dulu di Bandara Penang, Malaysia untuk mengisi bahan bakar. Di dalam pesawat ada lima orang pembajak dipimpin Imran bin Muhammad Zein dan mereka menyebut sebagai anggota kelompok ekstremis “Komando Jihad”. Pesawat pun mendarat Bandara Don Muang.