Home > Wisata

Bukit Asam, Kota Wisata Tanjung Enim dan Kutukan SDA

Ada paradoks bahwa kelimpahan sumber daya alam dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan perekonomian, fenomena ini disebut dengan Natural Resource Curse atau kutukan sumber daya alam.

Museum Situs Lubang Tambang Mbah Soero. (FOTO : Maspril Aries)
Museum Situs Lubang Tambang Mbah Soero. (FOTO : Maspril Aries)

Sawahlunto Pasca Batu bara

Tanjung Enim adalah salah satu kota tambang di Indonesia. Selain di Tanjung Enim, PTBA juga memiliki wilayah operasi tambang batu bara di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tepatnya di Kota Sawahlunto. Sawahlunto yang berjarak 100 km dari Padang kini telah menjadi kota wisata tambang. Bekas dan peninggalan tambang batu bara di sana telah menjelma menjadi destinasi wisata yang menarik.

Mewujudkan Sawahlunto sebagai kota wisata tambang, Pemerintah Kota Sawahlunto menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No.02 Tahun 2001 tentang Kota Sawahlunto Menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya Tahun 2020.

Sawahlunto sebagai kota wisata tambang yang dikembangkan adalah wisata budaya (culture tourism) dan wisata rekreasi (minig tourism). Di Sawahlunto ada destinasi museum kereta api Mak Itam, gedung pusat kebudayaan, museum gudang ransum, terowongan lubang Mbah Soeoro, Danu Kandih, obyek wisata Puncak Cemara, taman satwa Kandih, Puncak Polan dan Waterboom dan lainnya.

Sebagai kota wisata tambang, Kota Sawahlunto berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan kota dengan angka kemiskinan kedua terendah di Indonesia, setelah Kota Denpasar, Bali. Sawahlunto sebagai kota tambang wisata juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumbar.

Menurut penelitian Zusneli Zubir dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat berjudul “Sawahlunto dan Pelestarian Multikultural: Sebuah Sumbangsih Pemikiran Untuk Wisata Tambang Berbudaya” (2017), pasca tahun 2002, Sawahlunto sudah memasuki masa purna tambang. Seluruh kegiatan tambang terbuka sudah tidak memadai, dan pendapatan APBD Kota Sawahlunto pun turut berpengaruh karena selama ini bergantung pada masukan dari PT Bukit Asam Tbk-Unit Pertambangan Ombilin.

“Pemerintah Sawahlunto, di bawah Walikota Amran Nur, berupaya keras untuk mendatangkan devisa bagi kota tambang. Jadilah konsep dari kota tambang menjadi kota wisata tambang berbudaya. Mengingat pemasukan wisata tambang ini bisa menjadi andalan Sawahlunto ke depannya”, tulis Zusneli Zubir.

× Image