Apriyadi Mendorong Listrik Desa di Muba Menyala Terang Benderang
Mengutip Arif Febriansyah Juwito, Sasongko Pramonohadi dan T Haryono dalam “Optimalisasi Energi Terbarukan pada Pembangkit Tenaga Listrik dalam Menghadapi Desa Mandiri Energi di Margajaya” (2012), energi listrik merupakan salah satu energi primer yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sektor rumah tangga, instansi pemerintah maupun industri. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya penggunaan peralatan yang menggunakan listrik mengakibatkan kebutuhan energi listrik meningkat pesat.
Masuknya listrik ke desa berdampak kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa. Penggunaan listrik untuk tujuan produktif (ekonomi)akan membangkiota dan menggerakan usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan produktif masyarakatnya.
Listrik bisa digunakan seperti untuk menggerakan pompa irigasi, industri pedesaan, bengkel kecil, peralatan pertanian, fasilitas pendingan dan lain-lain. Dengan usaha-usaha produktif tersebut bisa membuka lapangan skala desa, meningkatkkan produksi pertanian, dan jasa-jasa lainnya, yang bisa meningkatkan pendapatan penduduk desa.
Listrik di desa juga memberikan manfaat sosial. Menurut M Aditya Nugraha, A D Giriantari, dan N Satya Kumara dalam “Studi Dampak Ekonomi dan Sosial PLTS Sebagai Listrik Pedesaan Terhadap Masyarakat Desa Ban Kubu Karangasem” (2013) manfaat sosial ini pada umumnya berpengaruh secara jangka panjang, antara lain seperti, peningkatan kesempatan membaca dan belajar, peningkatan taraf kesehatan rakyat, serta memudahkan dan mempercepat masyarakat pedesaan memperoleh informasi dari media elektronik dan media komunikasi lainnya. Dengan adanya penerangan listrik pada umumnya dapat meningkatkan keamanan, sehingga masyarakat merasa terjamin keamanannya.
Selain masuknya listrik ke desa, dalam pikiran Apriyadi tentu melintas tentang dampak ekonomi dan sosial yang bisa dirasakan rakyat Muba di pedesaan. Semua itu harus mendapat dukungan dari berbagai perangkat pemerintahan di Muba.
PT PLN UID S2JB sendiri pada tahun 2024 menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen dan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal untuk desa-desa yang belum teraliri listrik. PLN UID S2JB saat ini memiliki pasokan listrik sebesar 3.057 mega watt (MW). Beban puncak di Sumsel, Jambi dan Bengkulu sebesar 1.462 MW dan masih mempunyai cadangan berkisar 1.595 MW alias surplus. (maspril aries)