Home > Literasi

Satu Lagi Novel Biografi dari Ranah Minang HR Rasuna Said Singa Podium

Novel H.R. Rasuna Said Singa Podium merupakan kisah heroik perempuan Minangkabau yang berasal Maninjau, Kabupaten Agam.

KJ dengan novel biografi edisi sebelumnya
KJ dengan novel biografi edisi sebelumnya "Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi, Guru Para Ulama Indonesia"

Menurut KJ yang juga menjabat Komisaris sebuah BUMN, jauh sebelum kebebasan berpendapat diperjuangkan, Rasuna Said sudah berurusan soal ini. Ditangkap karena terlalu berani, pada masanya, berorasi dengan nada melawan penindasan. Perempuan cerdas dan berani, ini dianggap bahaya, melanggar aturan berbicara di depan umum. Rasuna Said dimasukkan ke dalam tahanan preventif di Pajakoemboeh karena pelanggaran berbicara, begitulah dikabarkan oleh koran Sumatra Bode, (Rabu 30 November 1932).

Pada penggalan novel biografi ini tertulis, “Dua ribu massa itu, terperanjat. Lalu terdiam. Mencekam. Belum pernah terjadi sepanjang sejarah, polisi mengepung pentas, tempat seorang nyonya muda berusia 22 tahun, lalu mengepung dan memborgolnya. Lidahnya mesti digunting, kakinya mesti diikat, ia harus diusir dari kampungnya, karena pidatonya bisa meruntuhkan tembok kolonial”.

“Dua ribu massa, yang 90 persen adalah perempuan kota dan desa, kini sudah tak diam. Mereka berteriak, berombak, menggulung, suara mereka lengking, “Rangkayo Rasuna Said, kami bersamamu.” Rasuna, perempuan singa podium itu, beberapa menit lalu telah menyiramkan bensin pergerakan. Sudah diinterupsi berkali-kali oleh polisi Belanda, kini tak bisa lagi. Tangkap!”

“Rangkayo... Rangkayo....,” suara itu bagai koors dan Rangkayo Rasuna Said digiring menyibak massa. Ia dibawa pergi. Ini, Selasa 29 November 1932 Rangkayo Rasuna Said ditangkap pada siang yang garang”.

Rasuna Said adalah tokoh perempuan yang menyadarkan kaumnya; majukan perempuan dengan pendidikan agar mereka merdeka. Sebagaimana novel-novel KJ sebelumnya, kisah-kisah perjuangan pendidikan merupakan sebuah gerakan membangkitkan kesadaran atas kemajuan zaman. Memang belum ada teori lain, perubahan sosial umumnya terjadi karena pendidikan.

KJ mengakui, kelahiran novel biografi dari tokoh-tokoh hebat Ranah Minang tersebut tidak terlepas dari semangat sejarah dan kesadaran, dan ini membuat dirinya kian produktif menyampaikan kisah-kisah berharga untuk generasi sekarang dalam versi novel biografi.

Menyambut kehadiran novel “H.R. Rasuna Said Singa Podium”, Abdullah Khusairi, dosen Literasi Media pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Imam Bonjol, Padang mengatakan, “Sebagai salah seorang pembaca naskah-naskah novel ini sebelum diterbitkan, saya merekomendasikan agar di rumah kita ada novel-novel karya Khairul Jasmi. Bacaan yang layak bagi semua, menyadarkan pentingnya keadaan sekarang kita syukuri dibanding pada masa lalu, terus berjuang untuk lebih baik dari waktu ke waktu”.

× Image