Semen Padang FC Kembalikan Harkat Sepak Bola Sumatera
Kemudian pada kompetisi Galatama 1987/1988 jumlah klub asal Sumatera bertambah, selain KTB dan Semen Padang ada PS Medan Jaya (Medan), PS Pusri (Palembang) dan PS Lampung Putra (Bandarlampung). Pada kompetisi 1988/1989 PS KTB hengkang dari Palembang pindah / home base ke Bekasi. Pada musim yang sama klub Warna Agung yang sempat menjadi juara kompetisi Galatama pertama 1979 pindah home base ke Sumatera yakni ke Bengkulu.
Pada kompetisi Galatama 1990 – 1992, jumlah klub Galatama di Divisi Utama bertambah dengan masuknya PS Aceh Putra (Lhokseumawe). Pada saat bersamaan PS KTB kembali memindahkan kandangnya ke Palembang dan PS Warna Agung pindah ke Jakarta.
Pada musim kompetisi 1992/1993 klub-klub Galatama asal Sumatera bergelimpangan, tidak ada lagi PS Pusri dan PS Lampung Putra yang mundur dari Galatama. Yang tragis tentu adalah mundurnya Kramayudha Tiga Berlian (Palembang) pada putaran II kompetisi 1991/1992 akibat kecewa pada Piala Winners Asia I/1991.
Pada era Galatama, Kramayudha Tiga Berlian yang bermarkas di Palembang patut dicatat sebagai klub semi profesional asal Sumatera di kasta sepak bola tertinggi Indonesia yang sempat menjadi juara Piala Liga Indonesia tiga kali berturut-turut (1987, 1988, dan 1989) dan dua kali menjadi juara Galatama 1985 dan 1986/1987.
Prestasi Kramayudha Tiga Berlian tidak jauh berbeda dengan Sriwijaya FC di kasta sepak bola tertinggi Indonesia. Klub berjuluk Laskar Wong Kito dengan home base di stadion Gelora Sriwijaya, Palembang meriah dua kali juara Liga Super Indonesia (2008 & 2012) kemudian tiga kali berturut juara Piala Indonesia (2008, 2009, dan 2010). Sriwijaya FC juga menjadi juara Inter Island Cup (2010 & 2012), juara Community Shield (2010), Runer up Piala Presiden (2015).
Sejak era perserikatan, era Galatama, era Liga Super Indonesia sampai era Liga Indonesia, tim dan klub asal berbagai daerah di Sumatera satu-satu berguguran terjerembab dari level tertinggi sepak bola Indonesia, menyisakan pertanyaan yang butuh jawaban, “Ada apa dengan pembinaan sepak bola di pulau Sumatera hingga terpuruk dari kasta tertinggi sepak bola Indonesia selama tujuh tahun lamanya?” (maspril aries)