Menteri LHK pada Pertemuan Menteri G7 Dibutuhkan upaya Konkrit Mengatasi Tantangan Krisis Global
KAKI BUKIT, Sapporo – Dua menteri Indonesia mengikuti Pertemuan Menteri G7 tentang Iklim, Energi dan Lingkungan yang digelar selama dua hari (15-16 April 2023), di Sapporo Jepang. Dua menteri tersebut mewakili Indonesia adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Dari halaman media sosial Instagram Menteri Siti Nurbaya menulis, hal ini saya sampaikan dalam pertemuan Menteri Iklim, Energi dan Lingkungan Hidup negara anggota Kelompok Tujuh (G7) di Jepang. “Dibutuhkan upaya konkrit mengatasi tantangan krisis global. Dalam semangat ini, paradigma kolaborasi harus dikedepankan. Setiap negara harus menjadi bagian dari solusi dan berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing,” katanya.
Menurut Sit Nurbaya, kita harus dapat berbagi dan memobilisasi inovasi, teknologi, pengetahuan yang tersedia termasuk metodologi, serta sumber daya keuangan. Negara yang lebih mampu harus mendukung dan memberdayakan negara lain.
“FOLU Net Sink 2030, pengelolaan sampah serta pemulihan ekosistem adalah bagian dari aksi nyata Indonesia. Dalam implementasinya terdapat potensi kerjasama teknis dengan berbagai mitra, termasuk negara anggota G7 lainnya,” ujar Menteri LHK.
Menurutnya, semua upaya nasional perlu dilengkapi dengan dukungan internasional yang jelas, investasi dalam efisiensi sumber daya dan ekonomi sirkular, termasuk pembentukan pasar karbon yang efektif dan adil, investasi untuk pengembangan dan penerapan teknologi, serta pemenuhan pendanaan iklim.
“Kita semua perlu terus bekerja sama dalam solidaritas untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan untuk generasi mendatang. Diperlukan pentingnya upaya konkrit untuk mengatasi tantangan krisis global saat ini,” kata Menteri Siti Nurbaya.
Dengan semangat itu menurut Menteri Siti, paradigma kolaborasi harus dikedepankan. Setiap negara harus menjadi bagian dari solusi dan berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
“Oleh karena itu, kami meminta G7 untuk memimpin, memfasilitasi dukungan, khususnya dalam sistem dan teknologi, dan memobilisasi pendanaan iklim. Kita semua perlu terus bekerja sama dalam solidaritas untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan untuk generasi mendatang,” katanya.
Pertemuan Menteri G7 tentang Iklim, Energi dan Lingkungan merupakan salah satu pertemuan tingkat menteri yang diadakan bersamaan dengan KTT G7. Indonesia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN 2023 hadir menjadi salah satu negara undangan. (maspril aries)