Lukisan Yos Suprapto Dibredel dan Kanvas yang Bersedih (Lukisan-Lukisan yang Dibredel di Dunia)
Kemudian tahun 1994 pelukis kelahiran Medan, 11 Juni 1952 menghadapi pencekalan lain ketika hendak pameran di Yogyakarta. Lukisan-lukisannya, yang menggambarkan ketidakadilan sosial dan penderitaan buruh, dianggap membahayakan stabilitas nasional. Pameran itu akhirnya dibubarkan oleh aparat keamanan.
Di dunia ada beberapa lukisan yang terkena pembredelam atau penolakan dengan berbagai alasan, mulai dari isu politik, agama, hingga moralitas. Seperti lukisan “Guernica” karya Pablo Picasso. Lukisan ini dilarang karena menjadi representasi protes terhadap kekejaman Perang Saudara Spanyol. Selama era Franco, lukisan ini dilarang dipamerkan di Spanyol karena dianggap berbahaya secara politis.
Kemudian lukisan karya Gustave Courbet berjudul “The Origin of the World” yang menggambarkan tubuh perempuan secara eksplisit ini dilarang dipamerkan di berbagai tempat selama abad ke-19 karena dianggap melanggar norma kesopanan.
Tahun 1999 ada pameran bertajuk “Sensation” di Brooklyn Museum, New York dengan menampilkan karya seniman dari kelompok Young British Artists. Pameran ini mendapat protes besar-besaran karena beberapa lukisan dianggap kontroversial dan tidak pantas. Salah satu lukisan yang paling memicu kontroversi adalah “Myra” oleh Marcus Harvey, yang menggambarkan wajah pedofili terkenal Myra Hindley.
Tahun 2012 ada pameran “The Spear” di Johannesburg Art Gallery, Afrika Selatan. Lukisan “The Spear” oleh seniman Brett Murray menggambarkan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dengan ereksi. Lukisan ini menghadapi protes besar-besaran dan dianggap menghina Presiden Zuma.
Politik dan Moralitas
Seni, dalam segala bentuknya adalah cerminan zaman, merefleksikan aspirasi, kritik, dan keindahan yang ada dalam masyarakat. Dalam perjalanan sejarah, seni juga seringkali menjadi sasaran pembungkaman. Lukisan, sebagai salah satu bentuk seni visual yang paling kuat, tak luput dari ancaman sensor dan pembredelan.