Home > Literasi

Menulis (Puisi) Sebagai Terapi

Sebelum ilmu pengetahuan dan penelitian berkembang pesat, menulis hanya dianggap sebagai alat ekspresi diri, cara seseorang untuk menuangkan pikiran, perasaan, ide, dan pengalaman mereka ke dalam bentuk kata-kata.

Ilustrasi Menulis. (FOTO: Pixabay.com)
Ilustrasi Menulis. (FOTO: Pixabay.com)

Menurut Andi Hadratul Ainiyu, Sitti Murdiana, dan Ahmad dalam “Pengaruh Menulis Ekspresif dalam Menurunkan Stres pada Wanita Penderita Penyakit Lupus” (2020), stres yang dialami wanita penderita penyakit lupus akan dapat membuat penyakit yang diderita menjadi lebih parah dan dengan menulis ekpresif penderita penyakit lupus dapat mengeluarkan pikiran dan perasaan yang membuat tertekan, sehingga tingkat stres dapat menurun

Kemudian menurut Kadek Dwi Jayanti dalam “Literature Review: Efek Menulis Ekspresif Terhadap Pasien Kanker” (2024), temuan dari artikel jurnal terkait efek menulis ekspresif terhadap pasien kanker memberikan manfaat terhadap pasien kanker. Menulis ekspresif pada pasien kanker menjadi langkah kuratif dalam menangani permasalahan yang dialami oleh individu di tengah permasalahan penyakit kanker yang dihadapinya.

Berikutnya pada orang yang tengah dilanda stres dengan menulis tentang situasi yang menimbulkan stres dapat membantu individu untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Demikian pula terhadap mereka yang tengah bermasalah dalam hubungan hubungan interpersonal atau relasi, maka menulis tentang konflik dan hubungan interpersonal dapat membantu individu untuk mendapatkan perspektif baru dan mengatasi masalah relasi.

Bagaimana menulis bekerja sebagai terapi? Pertama, menulis itu mengorganisasi pikiran, dengan menulis memungkinkan seseorang menuangkan pikiran yang kacau menjadi bentuk yang lebih terstruktur. Proses ini membantu mereka memahami apa yang terjadi dalam hidup mereka, serta memberikan jarak emosional dari pengalaman tersebut.

Kedua, adalah ekspresi bebas tanpa penilaian. Dalam menulis pribadi, tidak ada tekanan dari dunia luar. Ini memungkinkan seseorang mengekspresikan perasaan terdalam mereka tanpa takut dihakimi, sehingga dapat membuka jalan untuk pemulihan. Ketiga, sebagai pelepasan emosi negatif. Menulis dapat bertindak sebagai katarsis emosional, di mana perasaan negatif seperti marah, sedih, atau cemas dilepaskan melalui kata-kata.

× Image