Walhi: Debat Cagub - Cawagub Sumsel Minim Isu Lingkungan
“Bencana ekologis tersebut mengakibatkan 20 orang meninggal, 378.798 orang menderita dan 144.480 jiwa mengungsi. bencana ekologis tersebut dampak dari akumulasi eksploitasi sumber daya alam yang tinggi. Kemudian, dalam dua dekade terakhir, provinsi ini kehilangan lebih dari 3 juta hektar tutupan pohon akibat pembukaan lahan untuk tambang, perkebunan sawit, dan Hutan Tanaman Industri (HTI)”, kata Febrian.
Walhi Sumsel juga menyoroti, ada 137 izin tambang seluas 817.668 hektar, serta 421 izin perkebunan sawit dengan luas 1,2 juta hektar, yang berkontribusi pada perubahan lanskap dan meningkatnya frekuensi bencana ekologis.
Walhi Sumsel juga menemukan, kerusakan lingkungan ini tidak hanya menghancurkan ekosistem tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Banjir bandang, polusi udara akibat kebakaran hutan, krisis air bersih, dan hilangnya sumber mata pencaharian menjadi realitas yang semakin mendesak untuk ditangani.
“Pada debat terakhir, publik berharap para kandidat menunjukkan komitmen mereka dalam menghadapi tantangan besar di Sumatera Selatan, khususnya terkait mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya—para kandidat lebih memilih bermain aman dan menghindari pernyataan yang mengandung risiko politik”, kata Kadiv Kampanye Walhi Sumsel Febrian Putra Sopah.
Menanggapi pelaksanaan debat terakhir menjelang pemilihan pada 27 November 2024, Walhi Sumsel menyatakan keprihatinan mendalam atas tidak dijadikannya isu lingkungan sebagai prioritas dalam debat terakhir ini.
Walhi mendesak para kandidat jika terpilih untuk lebih serius menempatkan agenda lingkungan sebagai prioritas dalam program kerja mereka. Sumatera Selatan memerlukan pemimpin yang berani menghadapi tantangan eksploitasi sumber daya alam dan mampu menawarkan solusi berkelanjutan.
“Walhi Sumsel menyerukan masyarakat Sumatera Selatan harus mempertimbangkan sejauh mana para kandidat berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup dan penyelesaian masalah-masalah ekologis yang dihadapi provinsi ini saat mencoblos 27 November nanti”, ujar Febrian. (maspril aries)