Kabar Gembira, Telah Lahir Bayi Orang Utan ke-100 di Indonesia
KAKI BUKIT – Sebuah kabar gembira datang Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Telah lahir seekor bayi orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Suaka Margasatwa Lamandau (SML), Kalimantan Tengah (Kalteng) dari induk orang utan bernama Max.
Dalam siaran pers Kementrian LHK menjelaskan, kelahiran bayi orang utan tersebut diketahui Sugih Trianto yang menjabat Kepala Resort SM Lamandau, pada Selasa (14/1) sekitar pukul 15.21. Saat melihat kedatangannya, Max langsung membawa anaknya ke Camp Gemini. “Saat itu belum diketahui jenis kelamin bayi Max tersebut,” kata Sugih Trianto.
Pada Kamis (6/1) Sugih Trianto bersama staf OF-UK melakukan pemantauan di Camp Gemini terlihat Max sedang menggendong dan mencium bayinya. Dari pemantauan tersebut dketahui bayi Max berjenis kelamin betina.
Sejak saat itu, staf Balai KSDA Kalteng dan staf lapangan OF-UK Indonesia masih mengikuti Max untuk memantau kondisi Max dan bayinya selama beberapa minggu ke depan awal pasca melahirkan.
Menurut Kepala Resort SM Lamandau, sejak Desember 2021 Max sudah terpantau sedang hamil. Bayi orang utan tersebut adalah kelahiran kedua dari Max. “Bayi Max tersebut kita beri nama Mely dan merupakan bayi orangutan ke-100 yang lahir di SM Lamandau,” ujarnya.
Sebelumnya pada 2018, Max melahirkan bayi betina diberi nama Monti. Max merupakan orangutan yang berasal dari Orangutan Care Center and Quarantine (OCCQ) pada tahun 2003.
Terpantau dari tahun 2003 sampai dengan Januari 2022 sejumlah 100 (seratus) individu orangutan telah lahir di area soft release SM Lamandau. Tahun 2020 terdata lahir tujuh individu oran gutan, tahun 2021 sebanyak empat individu. Januari 2022 lahir satu individu orang utan, yaitu Mely dan merupakan kelahiran bayi orang utan pertama tahun 2022.
Menurut Kepala Balai KSDA Kalteng Nur Patria Kurniawan, Balai KSDA Kalteng dan OF-UK Indonesia akan selalu memantau secara intensif kesehatan orang utan yang ada di SM Lamandau, terutama orang utan yang terpantau sedang hamil agar kesehatannya selalu terjaga, baik induk maupun anaknya.
Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) mempunyai status konservasi kritis (Critically Endangered/CR) sejak tahun 2016. Perlindungan terhadap populasi dan habitatnya sudah harus menjadi perhatian semua pihak.
“Jumlah kelahiran yang terus bertambah di area soft release menandakan bahwa area soft release cukup representatif dan animal welfare memadai. Semoga bayi orangutan sehat dan dapat survive di habitatnya,” kata Nur Patria.
Salam Kaki Bukit