Agus Fatoni Panen Cabai Pemicu Inflasi
KAKI BUKIT – Senja baru datang menyapa, Rabu pekan lalu, 20 Desember 2023 Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (Pj Gubernur Sumsel) Agus Fatoni berkunjung ke Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir (OI). Hari itu Pj Gubernur dijadwalkan melakukan panen cabai yang ditanam Kelompok Tani Tanggul Ametung.
Agus Fatoni datang bersama Wakil Bupati Ogan Ilir Ardani dan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel Edward Chandra dan pejabat lainnya. Panen raya cabai digelar pada Lahan Kelompok Tani Tanggul Ametung dengan luasan panen tiga hektare (ha) dari total luas hamparan seluas 100 ha.
Menurut Agus Fatoni, panen komoditi pertanian berupa cabai adalah upaya untuk memastikan ketersediaan komoditi tersebut momen hari Natal dan Tahun Baru 2024. “Ketersedian komoditi cabai di pasar agar tidak menimbulkan panic buying sehingga masyarakat belanja berlebihan,” katanya.
Panen kali ini adalah panen ke-13 dengan jenis cabai merah varietas Lado dan varietas Akar, dengan rata-rata satu kali panen sebanyak 300 kg/ha. Dengan luas hamparan budidaya tanaman cabai seluas 100 ha dan produksi 300 kg/ha, selama satu musim tanam para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tanggul Ametung rata-rata panen 15 kali. Maka, produksi yang dihasilkan 450.000 kg per musim tanam.
Dengan hasil panen cabai merah sebanyak itu menurut Pj Gubernur Agus Fatoni cukup berpotensi untuk menekan laju inflasi yang dipicu oleh komoditi cabai.
Menurut Agus Fatoni, Pemprov Sumsel bersama pemerintah kabupaten meminta para petani untuk menanam cabai. “Melalui penanaman komoditi cabai dan panen seperti sekarang kita berharap harga cabai bisa terus stabil, dan petani kita dapat menenuhi kebutuhan di daerahnya. Lahan kita luas dan sangat mungkin untuk ditanam hortikultura. Dalam hal ini pemerintah siap untuk membantu”, katanya.
Pada panen raya cabai tersebut, Agus Fatoni menyerahkan bantuan satu unit Kultivator, satu unit pompa air 3 inchi dan satu unit pompa air 6 inchi. Lalu akan diusahakan bantuan alsintan (alat mesin pertanian) lainnya untuk budidaya tanaman cabai sebagai bagian upaya menekan laju inflasi di Sumsel. Pemprov Sumsel melalui Dinas Pertanian TPH Sumsel juga sudah mempersiapkan 120.000 polybag media tanam yang siap diberikan ke masyarakat.
Cabai dari Peru
Cabai atau lombok bukan jenis tanaman asli Indonesia. Cabai merupakan tanaman semak dari famili Solanaceae, berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Di pasar ada banyak jenis cabai. Menurut D Hapsari DT dalam “Panduan Budidaya Cabai Sepanjang Musim di Sawah dan Pot”, (2011) ada dua cabai yang tumbuh dan ditanam di Indonesia yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Walau hanya ada dua jenis, namun saat terjadi “lomba” kenaikan harga dengan komoditi pangan lainnya, cabai menjadi pemicu naiknya angka inflasi di negeri ini.
Sosok tanaman dan buah cabai sendiri sangat bervariasi, menurut A Nawangsih dalam “Cabai Hot Beauty” (2007) diperkirakan ada 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Cabai merupakan tanaman dari anggota genus Capsicum, yang memiliki nama populer di berbagai negara, misalnya chili (Inggris), pimenta (Portugis), chile (Spanyol).
Di Indonesia cabai sering disebut dengan berbagai nama lain, misalnya lombok, mengkreng, cengis, cengek, dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Cabai itu memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C.
Cabai dapat hidup atau dapat ditanam dari lahan dengan ketinggian 0-2.000 m dari permukaan laut (dpl) dan dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24-27°C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabai dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air dengan pH tanah yang optimal antara 5,5-7.
Oleh banyak ahli ekonomi dan juga ahli statistik, cabai digolongkan adalah bagian dari komoditi pangan yang masuk sebagai komponen saat mengotak-atik hitungan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.