Debat Capres Pertama di Muka Bumi Sekilas Kisahnya
KAKI BUKIT – Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2024 telah memasuki tahap kampanye dari tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Di tengah jadwal kampanye tersebut para capres dan cawapres akan mengikuti debat politik atau debat capres dan cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebanyak lima kali.
Debat pertama antara tiga capres – Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo – telah berlangsung pada 12 Desember 2023 lalu, akan dilanjutkan debat kedua kali ini akan menampilkan tiga cawapres yang digelar 22 Desember 2023.
Debat kedua, antara tiga cawapres menjadi debat politik yang banyak ditunggu publik. Buktinya, gunjingannya di laman media sosial (medsos) sangat menanti debat kedua ini dengan beragam alasan. Bahkan ada pengamat politik menyatakan, debat kedua antara cawapres ini akan lebih banyak menyita perhatian publik dibandingkan debat pertama oleh tiga kandidat capres.
Debat kali ini akan menghadirkan cawapres pasangan nomor 1. A Muhaimin Iskandar, cawapres pasangan nomor 2. Gibran Rakabuming Raka dan cawapres pasangan nomor 3. M Mahfud MD. Sepertinya, antusiasmenya publik pada debat kedua ini melebihi debat yang pertama. Apakah benar prediksi tersebut, tonton saja langsung pada 22 Desember 2023 dan kemudian baca dan dengar komentar beragam dari publik.
Bukan seru atau tidak serunya debat capres atau debat politik yang akan berlangsung, melainkan sudah tahukah kapan debat politik atau debat capres untuk pemilihan presiden pertama kali ada di muka bumi, bagaimana kisahnya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka mereka yang tahu akan menjawab bahwa debat politik atau debat capres pertama kali ada di bumi berlangsung di Amerika Serikat (AS) pada pemilihan presiden negara adidaya tersebut.
Debat politik pertama yang legendaris di negeri Paman Sam terjadi pada 1858. Di depan publik di berbagai tempat, Abraham Lincoln dan Senator Douglas berdebat keras tentang isu yang emosional saat itu: pro dan kontra perbudakan.
Namun, revolusi debat politik baru atau debat antar calon presiden (capres) di Amerika Serikat terjadi pada 1960, antara John F. Kennedy dan Richard M Nixon. Tepatnya, Senin 26 September 1960 menjadi tonggak sejarah politik Amerika. Acara debat politik atau debat capres tersebut diliput radio dan televisi yang ada di negara itu.
Debat Capres Televisi
Sebelumnya tidak pernah ada acara serupa itu. Menurut Fayakhun Andriadi dalam “Demokrasi di Tangan Nitizen” (2016), debat capres tersebut berdampak besar pada hasil pemilihan presiden saat itu. Lebih besar dari itu, debat bersejarah itu itu telah mengubah lanskap politik Amerika Serikat pada periode selanjutnya, yaitu masuknya politik negeri itu, dan diikuti dunia secara keseluruhan, ke sebuah era baru: politik era televisi.
Saat itu di Amerika ada 40 juta televisi hitam putih atau belum berwarna, namun kotak kaca ini mampu menyihir dan membangun opini publik yang lebih ketimbang gereja atau media non elektronik (koran, majalah dan buku).
Sebelum debat capres berlangsung, Richard M Nixon dari Partai Republik sudah unggul dari John F. Kennedy dalam berbagai jajak pendapat. Nixon menjadi calon kuat pada pemilihan Presiden Amerika Serikat yang akan berlangsung November 1960.
Awalnya, kubu Nixon menginginkan debat hanya satu putaran. Kennedy menginginkan lima putaran. Akhirnya disepakati empat putaran. Putaran pertama berlangsung di studio televisi CBS Chicago, debat putaran kedua di Washington. Debat putaran ketiga berlangsung agar berbeda, tidak dengan tatap muka. Pada debat kali ini, dua capres tengah berada di tempat berbeda. Kennedy tengah berada di New York dan Nixon di Los Angeles.