Tentara Israel Membunuh Wartawan adalah Kejahatan Perang
KAKI BUKIT – Reporters Without Borders atau RWB pada laman websitenya www.rsf.org menayangkan berita berjudul “Israel/Palestine war: 41 journalists, more than one a day, killed in first month of Israel-Palestine war”.
Dalam berita tersebut menyebutkan, ada 41 jurnalis tewas dalam perang Israel-Palestina sejak 7 Oktober. 36 orang wartawan yang tewas adalah wartawan Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Sisanya ada empat wartawan Israel tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Ada juga jurnalis video Reuters Issam Abdallah terbunuh di Lebanon Selatan pada 13 Oktober, dalam serangan yang melukai enam jurnalis lainnya yang bekerja untuk AFP, Reuters dan saluran berita TV Qatar Al Jazeera.
Reporters Without Borders atau RWB jika diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia adalah “Wartawan Tanpa Batas”, dalam bahasa Prancis: Reporters sans frontières, dan bahasa Spanyol: Reporteros Sin Fronteras atau RSF adalah organisasi internasional yang melakukan penelitian mengenai dan mendukung kebebasan pers.
RWB adalah organisasi non-pemerintah dan non profit dengan status sebagai konsultan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi ini berpusat di Paris dan mulai berdiri tahun 1985.
Data yang sama dilansir CPJ (Committee to Protect Journalists). Di laman www.cpj.org menyebutkan, sampai 7 November 2023 ada 39 jurnalis dan pekerja media dipastikan tewas yang terdiri 34 warga Palestina, empat warga Israel, dan satu warga Lebanon. Ada delapan jurnalis dilaporkan terluka, tiga jurnalis dilaporkan hilang dan sembilan jurnalis dilaporkan ditangkap. Berbagai penyerangan, ancaman, serangan siber, sensor, dan pembunuhan anggota keluarga terus terjadi.
CPJ juga menyelidiki sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi mengenai jurnalis lain yang terbunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam, dan mengenai kerusakan pada kantor media dan rumah jurnalis.
Committee to Protect Journalist atau CPJ adalah organisasi non-profit dan Non-Governmental Organization yang memiliki perwakilan di berbagai negara-negara di dunia. Organisasi ini berdiri tahun 1981 berpusat di Kota New York, Amerika Serikat. . CPJ hadir mempromosikan kebebasan pers dan membela hak-hak jurnalis. The American Journalism Review menyebut organisasi ini sebagai “Palang Merah Jurnalistik”.
Apakah jumlah wartawan yang tewas dan luka-luka akan terus bertambah? Dari penyelidikan awal CPJ, selain 39 jurnalis dan pekerja media yang tewas, juga tewas 11.000 orang yang terbunuh sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 – ada 9.900 warga Palestina tewas di Gaza dan Tepi Barat, dan 1.400 orang tewas di Israel.
CPJ mengutip Reuter dan kantor berita Agence France Press (AFP) bahwa tentara pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka tidak dapat menjamin keselamatan jurnalis yang beroperasi di Jalur Gaza. Jurnalis atau wartawan di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mereka mencoba meliput konflik dalam menghadapi serangan darat Israel di Kota Gaza, serangan udara Israel yang menghancurkan, gangguan komunikasi, dan pemadaman listrik yang luas.
Dalam penyerangan tentara Israel ke Gaza dengan target melakukan genosida terhadap warga Palestina, pasukan zionis tersebut menyerang dan membom sasaran juga warga sipil tidak bersenjata, perempuan dan anak serta wartawan.
Pertengahan Oktober 2023, Reporters Without Borders menyampaikan protes dan mengutuk mengutuk tekanan yang dilakukan Israel terhadap media-media di Jalur Gaza. Tentara Israel memasuki Gaza dengan membunuh atau melukai jurnalis, menghancurkan gedung media, membatasi akses internet, dan menutup kantor Al Jazeera.