SATRIA-1 Satelit Pertama Internet Indonesia (Bagian 3 - Habis)
KAKI BUKIT – “Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 sukses meluncur ke angkasa luar.” Itu kabar gembira bagi bangsa Indonesia pada Senin (19/6/23) waktu Indonesia. SATRIA-1 sukses mengangkasa didorong Roket Falcon 9 milik Elon Musk dari Cape Canaveral Space Launch Complex SLC 40, Florida, Amerika Serikat.
SATRIA-1 adalah satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia. Satelit ini sisiapkan untuk menghadirkan internet bagi masyarakat Indonesia di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) akan mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT).
Sebagai satelit internet, SATRIA-1 menurut studi terbaru BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) 2023 bahwa satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps yang menyediakan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik. Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps.
SATRIA-1 akan menjadi salah satu solusi utama mempercepat penghapusan digital divide atau gap akses internet yang dirasakan deaerah perkotaan kota dengan yang dirasakan masyarakat yang bermukim di pulau-pulau terluar dan terjauh atau 3T tersebut.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Menkominfo Mahfud MD, SATRIA-1 merupakan proyek senilai total 540 juta dolar AS atau Rp7,7 triliun. Satelit ini hadir untuk pemerataan pembangunan dan menginklusikan ekonomi digital dengan penyediaan internet di area manapun di negeri ini.
“SATRIA-1 diluncurkan dalam rangka pemerataan pembangunan. Pemerintah Indonesia akan meluncurkan satelit pemerintah Indonesia yang pertama,” kata Mahfud, Selasa (13/6/2023).
Menurut Mahfud, sejak diluncurkan SATRIA-1 bisa beroperasi hingga 10 tahun dengan penyediaan internet bagi masyarakat yang bisa diakses tanpa tower atau layanan lainnya. Meski telah mengangkasa, satelit ini baru dapat dimanfaatkan pada Januari 2024.
SATRIA-1 juga disebut satelit multi fungsi (SMF). Saat Satelit SATRIA-1 dibuat di Cannes, Prancis yang dikerjakan oleh Thales Alenia Space di tanah air Kementerian Kominfo juga membangun 11 satelit bumi yang akan menerima sinyal dari satelit dan menyebarkannya ke menara penerima. 11 Stasiun bumi yang tersebar pada beberapa daerah.
Ada tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kementerian Kominfo. Pertama, Pengendali Satelit Primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal. Kedua, Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan, serta mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan.
Ketiga, Gateway Satelitte (juga disebut sebagai teleport atau HUB) merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network.
SATRIA-1 merupakan milik Pemerintah namun dikelola oleh PT Satelit Nusantara Tiga dengan mekanisme build, operation and transfer (BOT). Setelah 15 tahun asetnya akan diambil alih pemerintah. (maspril aries)