Indonesia Negara Asia Tenggara Pertama yang Punya Satelit (Bagian 1)
KAKI BUKIT – Senin (19/6/23) satu lagi satelit milik Indonesia meluncur ke orbitnya di luar angkasa. Satelit tersebut bernama Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) yang yang meluncur dari dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat.
SATRIA-1 merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia yang dipersiapkan untuk layanan internet bagi masyarakat Indonesia yang tinggal wilayah 3T (terdepan, tertinggal dan terluar) satelit ini akan mengisi slot orbit di 146 Bujur Timur (BT).
Bagi Indonesia SATRIA-1 bukan satelit pertama yang dimiliki. Indonesia punya satelit sudah sejak abad 20 lalu. Uni Sovyet (sekarang Russia) dan Amerika Serikat memang menjadi negara pertama atau generasi pertama yang memiliki satelit yang ada di angkasa luar. Namun Indonesia boleh bangga, karena merupakan negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang memiliki satelit.
Satelit pertama ke angkasa luar adalah Sputnik milik Uni Sovyet tahun 1957. Sejak saat itu manusia mulai meluncurkan satelit yang merupakan satu teknologi canggih pada masa itu. Kemudian teknologi satelit pun berkembang demikian pula dengan manfaatnya berkembang pesat.
Fungsi satelit menurut Muhammad Taufik Raisal dan Abu Yazid Raisal dalam “Satelit Pertama di Negara-Negara Asia Tenggara,” (2020) selain memudahkan kita dalam urusan berkomunikasi, juga sebagai alat navigasi dan pertahanan, memungkinkan satelit digunakan untuk penjelajahan jarak jauh dalam tata surya kita. Satelit sudah menjadi inti dari kehidupan umat manusia.
Indonesia pun mulai memasuki era teknologi canggih tersebut dengan meluncurkan satelit nasional yang diberi nama satelit Palapa A1 tahun 1976. Satelit Sputnik dan satelit Palapa termasuk kategori satelit tak berawak. Ada juga satelit yang berawak, antara lain space shuttle (Atlantis, Columbia, Discovery, dan Endeavour) yang dimiliki Amerika Serikat.
Satelit Palapa-A1 merupakan satelit pertama milik Indonesia diluncurkan tanggal 8 Juli 1976 dari Kennedy Space centre, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Sejak saat itu Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara atau Asean yang memiliki satelit komunikasi satelit domestik (SKSD).
Tidak sampai satu tahun setelah peluncuran satelit Palapa-A1 Indonesia kembali meluncurkan satelit Palapa-A2 dari tempat yang sama di Amerika Serikat pada tanggal 11 Maret 1977. Nama Palapa diberikan langsung oleh Presiden Soeharto dengan merujuk pada “Sumpah Palapa” Gajah Mada yang bertekad menyatukan Nusantara.
Satelit Palapa-A memiliki 12 transponder yang wilayah jangkauannya mencakup Indonesia, ASEAN, ditambah Papua Niugini. Sejak saat itu satelit Palapa bukan hanya untuk kepentingan domestik, tetapi juga satelit yang bermanfaat untuk kepentingan regional negara-negara ASEAN.
Dengan cakupan jangkauan yang tidak hanya wilayah Indonesia, negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura menyewa transponder Palapa untuk keperluan komunikasi dalam negeri mereka.
Filipina lewat Domestic Satellite Philippines Inc (Domsatphil) waktu itu menyewa 1½ transponder, Malaysia lewat Jabatan Telekom Malaysia menyewa 1 transponder, Thailand lewat Bangkok Broadcasting TV and Co Ltd (BBTV) menyewa 1 transponder, sedangkan Singapura menyewa Palapa untuk keperluan hubungan lintas batas antara Singapura dan beberapa kota di Indonesia.