Bibliotheca Alexandrina Perpustakaan Pertama dan Terbesar di Dunia (Bagian 1)
KAKI BUKIT – Menjejakkan kaki di Alexandria pertama kali bersamaan dengan matahari menyapa kota yang terletak di pesisir utara Mesir. Kota ini pagi hari terlihat sangat cantik. Orang Mesir menyebut kota ini dengan nama Iskandariyah, sebuah berhadapan langsung dengan birunya Laut Mediterania.
Alexandria tergolong sebagai kota tua di dunia, dibangun oleh Alexander The Great (Alexander Agung) seorang kaisar yang yang bertahta pada sebuah negeri di timur laut Yunani. Pada masa jayanya, Alexander dari Makedonia memimpin ke kaisaran dan ketika menaklukkan Mesir, Alexander membangun Alexandria dan menjadikannya sebagai ibu kota kekaisaran.
Alexander The Great membangun Alexandria pada 332 SM dengan mendatangkan arsitek dari Yunani. Alexandria dibangun dengan warna arsitektur Romawi yang terlihat pada bangunan peninggalannya, seperti gedung teater tempat adu gladiator yang merupakan tiruan Colloseum di Italia.
Kini Alexandria atau Iskandariyah adalah kota terbesar kedua di Mesir setelah Kairo. Kota adalah kota pelabuhan terbesar di Mesir di pinggir Laut Mediterania. Ada banyak destinasi wisata di kota ini, salah satunya adalah Perpustakaan Biblioteka Alexandria.
Perpustakaan Biblioteka Alexandria atau Bibliotheca Alexandrina Egypt (Perpustakaan Iskandariyah) adalah sebuah perpustakaan yang dibangunan badan dunia UNESCO dan Pemerintah Mesir tahun 1990-an. Perpustakaan ini dibangun kembali karena nilai sejarah setelah sebelumnya terbengkalai hampir 20 abad.
Akhirnya Bibliotheca Alexandrina Egypt atau Perpustakaan Iskandariyah Mesir kembali berdiri kokoh dan megah pada 17 Oktober 2002 dan diresmikan oleh Presiden Mesir Husni Mubarak dan setiap tanggal 17 Oktober diperingati sebagai Hari Perpustakaan Sedunia.
Sebelum Bibliotheca Alexandrina Egypt berdiri, Kaisar Alexander Agung (356-323 SM) dari Makedonia yang menjadi penguasa Mesir saat itu adalah seorang raja yang juga murid dari Aristoteles (384-322 SM) seorang filsosof dan pemikir terkemuka bangsa Yunani. Di Alexandria, Alexander The Great membangun sebuah perpustakaan yang menampung puluhan ribu manuskrip filsafat dan kebudayaan untuk mendukung hobinya.
Perpustakaan ini kemudian berkembang dan bertahan hingga berabad-abad dengan berbagai koleksi yang sangat lengkap pada masa Ptolemi I pengganti Alexander Agung dan diteruskan hingga kekuasaan Ptomeli III.
Perpustakaan tersebut dibangun Ptomeli dengan maksud mengumpulkan dan memelihara selengkapnya semua karya kesusastraan Yunani. Perpustakaan pada masa itu telah memiliki arti yang sangat penting. Kemudian di tangan Dementrius Phalerius, Perpustakaan Alexandria mengalami kejayaan.