Semen Baturaja Bangun Green Economy dengan Budidaya Lebah Trigona
KAKI BUKIT, Palembang – PT Semen Baturaja (SMBR) Tbk salah satu BUMN di Sumatera Selatan (Sumsel) berbagi kepeduliannya melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan memanfaatkan area lahan bekas tambangnya yang telah direklamasi di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Sebelumnya PT Semen Baturaja yang memiliki pabrik di Baturaja telah melakukan reklamasi dan revegetasi dengan menggunakan sistem silvikultur di area lokasi bekas tambang. Pasca reklamasi di atas lahan seluas 30,14 Ha telah tumbuh dan berkembang aneka tanaman buah-buahan, tanaman hias berbunga, dan pohon lainnya yang sudah mulai tinggi.
Dengan pemanfaatan area bekas tambang, menurut Vice Presiden Mining PT SMBR Hendri Irawan Manuhutu, Beeyond Team SMBR melakukan inovasi ramah lingkungan yaitu pengelolaan ekosistem pada area lahan bekas tambang quarry dengan sistem silvikultur menjadi habitat budidaya koloni lebah trigona.
“Di sini tumbuh jenis tanaman hias yang banyak mengandung nectar dan pollen yang sangat disukai oleh koloni lebah, sehingga muncul ide untuk pemanfaatan tanaman tersebut sebagai habitat budidaya koloni lebah trigona,” kata Hendri Irawan, Rabu (25/5).
Inovasi ini sangat mendukung visi dan misi SMBR untuk menjadi green cement based building material company terdepan di Indonesia. Menurutnya, kegiatan seperti ini membantu SMBR untuk menciptakan pabrik semen yang ramah lingkungan serta mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.
Ternyata, lingkungan bekas tambang SMBR sangat mendukung untuk dilakukan budidaya ternak lebah. Perseroan melihat adanya potensi dari inovasi ini untuk membantu proses reklamasi dan pasca-tambang mining SMBR secara umum dan secara khusus akan membantu proses reproduksi vegetative dari tumbuhan yang ditanam pada area reklamasi.
“Kami melakukan kegiatan pembenihan, penyapihan, pembibitan di lokasi nursery green house division mining. Setelah bibit siap untuk ditanam terlebih dahulu area yang akan ditanami tanaman untuk tempat berkembang biak lebah trigona dan dilakukan penebaran legume cover crop agar tanah lebih subur kembali,” ujar Hendri.
Ke depan, SMBR berencana memberdayakan peternak lebah lokal berpengalaman di wilayah Baturaja untuk mengembangkan inovasi ini. Sehingga diharapkan mampu mengedukasi masyarakat lain untuk ikut melakukan budidaya lebah secara mandiri, dan dapat menjadi salah satu kegiatan yang mendukung Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Lebah Trigona atau sering disebut sebagai lebah kelulut, klancing, klenceng, dan lonceng merupakan salah satu genus lebah tanpa sengat terbesar. Trigona menjadi jenis lebah madu yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan di Indonesia.
Selama ini telah dikenal dengan pembudidayaan lebah madu yang dikelola secara modern dan intensif dapat memberi manfaat dan nilai ekonomi. Manfaat langsung yang bisa diperoleh dan dihasilkan berbagai produk lebah madu, diantaranya, madu, royal jelly, propolis, tepung sari, lilin perekat dan racun lebah.
Lebah Trigona atau Trigona spp dikenal sebagai salah satu sumber daya hutan non kayu yang potensial untuk dibudidayakan dengan tersedianya sumber pakan yang berlimpah. Hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sumber pakan lebah, termasuk yang ada di areal reklamasi bekas tambang Semen baturaja.
Pada bulan September 2021 SMBR telah melakukan panen perdana produksi madu lebah trigona dengan dihadiri oleh Direktur Produksi & Pengembangan dan Direktur Umum & SDM.
Menurut Hendri hasil dari panen perdana sangat memuaskan. “Madu dipanen secara langsung dengan menggunakan mesin penyedot madu yang dibuat dengan memodifikasi pompa vakum akuarium sehingga bisa digunakan sebagai penyedot madu lebah trigona dan saat panen juga telah disiapkan, hasilnya sudah bisa langsung dibawa pulang dalam kemasan yang menarik.” ujarnya.
Dalam pemanfaatan lahan yang telah direklamasi seluas 30,14 Ha, setiap satu hektar lokasi hijau dapat ditempatkan sebanyak 15 kotak koloni lebah. Dengan membentuk koloni lebih diseluruh lahan tersebut akan didapat produksi madu trigona dengan potensi berkisar 45 – 90 liter madu per bulan dengan parameter asumsi 0,1 – 0,2 liter per kotak per bulan.
“Namun untuk saat ini, belum semua area reklamasi bisa dioptimalkan. Total kotak yang dimiliki SMBR saat ini adalah 40 kotak koloni lebah dan Alhamdulillah saat ini produksi madu trigona telah mencapai 3 – 5 liter per 1,5 bulan,” kata Vice Presiden Mining PT SMBR.
Selain itu, melalui program CSR budidaya lebah trigona PT Semen Baturaja optimis bisa menjadi Role Mode Ekonomi Hijau (Green Economy) yang diterapkan pada area bekas tambang yang tidak ekonomis lagi menjadi penghasil madu dengan nilai ekonomi tinggi.
Melalui budidaya lebah trigona di area bekas lokasi tambang yang kemudian ditularkan kepada masyarakat khususnya yang berada di ring 1 pabrik Semen Baturaja khususnya Kecamatan Baturaja Timur dengan pemberdayaan lingkungan melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang patut dikembangkan sebagai strategi keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. (Maspril Aries)